Perdana Menteri Jepang, Abe, berkunjung ke Indonesia. Di pelabuhan udara, Presiden Suharto menyambutnya gembira, kemudian duduk bersama di dalam mobil kehormatan. Selama di perjalanan, dengan bangga Suharto menunjuk kepada ribuan orang yang berdiri di pinggir jalan, yang telah dipersiapkan sebelumnya, sambil mengibar-ngibarkan bendera Jepang dan Indonesia. Tapi Shintaro Abe mengerutkan keningnya.
"Banyak sekali pengangguran di negara Anda," kata Abe, "Di negara kami
tak seorang pun mau membuang-buang waktunya seperti itu. Mereka bekerja, dan tak punya waktu berdiri di pinggir jalan."
Mendongkol hati Suharto mendengarkannya. Begitu Abe pulang,ia menyusun rencana untuk berkunjung ke Jepang, ingin membuktikan apakah benar tak ada pengangguran di Jepang. Beberapa hari kemudian, Suharto dan rombongan tiba di Jepang. Shintaro Abe menyambutnya di pelabuhan udara dan bersama-sama menuju istana negara. Di sepanjang jalan, tak seorangpun yang berdiri di pinggir jalan menyambut mereka. "Anda lihat," celetuk Abe, "Tak ada yang menganggur." Keesokan harinya, Suharto bersama ajudannya mengelilingi kota Tokyo. Tak seorang pun penganggur yang mereka temui. Setelah beberapa hari mencari dengan sia-sia, akhirnya mereka bermaksud pulang kembali ke Indonesia. Dengan ditemani Abe mereka menuju pelabuhan udara. Tiba-tiba, tampak seorang lelaki duduk termenung di pinggir jalan.
"Itu dia!" teriak Suharto, "Kita berhasil menemukannya seorang!"
Dia menyuruh ajudannya menghampiri orang tersebut. Tak lama kemudian ajudannya kembali sambil berlari-lari. "Bukan, bukan!" teriaknya, "Dia duta besar kita untuk Jepang!"
"Banyak sekali pengangguran di negara Anda," kata Abe, "Di negara kami
tak seorang pun mau membuang-buang waktunya seperti itu. Mereka bekerja, dan tak punya waktu berdiri di pinggir jalan."
Mendongkol hati Suharto mendengarkannya. Begitu Abe pulang,ia menyusun rencana untuk berkunjung ke Jepang, ingin membuktikan apakah benar tak ada pengangguran di Jepang. Beberapa hari kemudian, Suharto dan rombongan tiba di Jepang. Shintaro Abe menyambutnya di pelabuhan udara dan bersama-sama menuju istana negara. Di sepanjang jalan, tak seorangpun yang berdiri di pinggir jalan menyambut mereka. "Anda lihat," celetuk Abe, "Tak ada yang menganggur." Keesokan harinya, Suharto bersama ajudannya mengelilingi kota Tokyo. Tak seorang pun penganggur yang mereka temui. Setelah beberapa hari mencari dengan sia-sia, akhirnya mereka bermaksud pulang kembali ke Indonesia. Dengan ditemani Abe mereka menuju pelabuhan udara. Tiba-tiba, tampak seorang lelaki duduk termenung di pinggir jalan.
"Itu dia!" teriak Suharto, "Kita berhasil menemukannya seorang!"
Dia menyuruh ajudannya menghampiri orang tersebut. Tak lama kemudian ajudannya kembali sambil berlari-lari. "Bukan, bukan!" teriaknya, "Dia duta besar kita untuk Jepang!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar