Bersama sejumlah perwira asal Indonesia Syarwan dapat kesempatan berkunjung ke Amsterdam. Ditemani seorang perwira Belanda, Syarwan mengunjungı kawasan lampu merah yang paling terkenal seantero dunia itu. Rupanya Syarwan tergiur melihat kemolekan tubuh perempuan bule yang disebut sebagai “kuda putih” yang mejeng di kawasan itu. “Yah, kapan aku bisa ....merasakan dekapan mereka,” pikirnya.
Di pinggiran jalan, di antara tumpukan sampah tiba-tiba Syarwan melillat sebuah lentera tembaga. Dia merunduk dan memungutnya. Ternyata benda itu adalah sebuah lentera ajaib. Saat Syarwan menggosok keluarlah jin.
“Syarwan, kau boleh mengajukan dua permintaan. Aku janji akan mengabulkannya,” ujar jin.
“Pertama,” ucap Syarwan, “Aku ingin berkulit putih, bertubuh padat dan tak usah lagi jadi perhatian orang seperti di sini. Kedua, aku ingin selalu lıidup dalam dekapan badan yang paling rahasia dari seorang perempuan, yang tentunya hangat dan nyaman.”
Hanya dalam sekejap, Syarwan pun berubah menjadi sebuah softex.
Di pinggiran jalan, di antara tumpukan sampah tiba-tiba Syarwan melillat sebuah lentera tembaga. Dia merunduk dan memungutnya. Ternyata benda itu adalah sebuah lentera ajaib. Saat Syarwan menggosok keluarlah jin.
“Syarwan, kau boleh mengajukan dua permintaan. Aku janji akan mengabulkannya,” ujar jin.
“Pertama,” ucap Syarwan, “Aku ingin berkulit putih, bertubuh padat dan tak usah lagi jadi perhatian orang seperti di sini. Kedua, aku ingin selalu lıidup dalam dekapan badan yang paling rahasia dari seorang perempuan, yang tentunya hangat dan nyaman.”
Hanya dalam sekejap, Syarwan pun berubah menjadi sebuah softex.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar