Suatu hari jauh sebelum Suharto terpuruk dari kekuasaannya, dia lagi mengumpulkan anak-anaknya untuk bagi-bagi lahan usaha di republik ini Suharto: Mumpung bapak masih berkuasa, hari ini bapak akan membagi-bagi kesempatan bisnis bagi kalian semua, nah tutut, kamu mau apa?
Tutut : Saya minta semua project jalan tol se Indonesia harus menjadi milik saya
Suharto : boleh, bapak akan buat kepresnya, sekarang kamu sigit, minta bisnis apa ?
Sigit : Saya minta perjudian di indonesia dibebaskan dan hanya saya yang boleh mendirikan kasino dan tempat perjudian lain.
Suharto : Boleh, kepresnya besok terbit. sekarang kamu Bambang, minta apa?
Bambang : saya minta semua bisnis pertambangan di indonesia harus ada di tangan saya.
Suharto : Gampang, kepresnya besok akan jadi juga, Tommy, kamu minta apa ?
Tommy : saya minta semua bisnis otomotif harus ada dibawah bendera perusahaan saya.
Suharto : Boleh, besok kepresnya akan dibuat dan diumumkan.
Pada saat itu, ada ajudan presiden yang mengawal Suharto ikut mendengarkan pembicaraan keluarga tersebut, maka sebagai tanda simpati Suharto juga menawari sang ajudan untuk meminta lahan bisnis
Suharto : Ajudan, kamu mendengar semua pembicaraan tadi khan ? nah sebagai tanda simpati saya, maka kamu saya tawari juga, bisnis apa yang kamu minta ?
Ajudan : saya, eee saya eeee, MALU pak ( jawab sang ajudan sambil malu-malu )
Suharto : Wah jangan minta itu, kalau MALU saya nggak punya...
Tutut : Saya minta semua project jalan tol se Indonesia harus menjadi milik saya
Suharto : boleh, bapak akan buat kepresnya, sekarang kamu sigit, minta bisnis apa ?
Sigit : Saya minta perjudian di indonesia dibebaskan dan hanya saya yang boleh mendirikan kasino dan tempat perjudian lain.
Suharto : Boleh, kepresnya besok terbit. sekarang kamu Bambang, minta apa?
Bambang : saya minta semua bisnis pertambangan di indonesia harus ada di tangan saya.
Suharto : Gampang, kepresnya besok akan jadi juga, Tommy, kamu minta apa ?
Tommy : saya minta semua bisnis otomotif harus ada dibawah bendera perusahaan saya.
Suharto : Boleh, besok kepresnya akan dibuat dan diumumkan.
Pada saat itu, ada ajudan presiden yang mengawal Suharto ikut mendengarkan pembicaraan keluarga tersebut, maka sebagai tanda simpati Suharto juga menawari sang ajudan untuk meminta lahan bisnis
Suharto : Ajudan, kamu mendengar semua pembicaraan tadi khan ? nah sebagai tanda simpati saya, maka kamu saya tawari juga, bisnis apa yang kamu minta ?
Ajudan : saya, eee saya eeee, MALU pak ( jawab sang ajudan sambil malu-malu )
Suharto : Wah jangan minta itu, kalau MALU saya nggak punya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar