Pada waktu krisis ekonomi mulai melanda Indonesia Soeharto menyempatkan diri berkeliling diatas seluruh Indonesia untuk melihat secara langsung penderitaan rakyat Indonesia. Dengan mengendarai pesawat pribadinya dan dengna ditemani sang putri tersayang Tutut, Soeharto mulai terbang mengelilingi Indonesia.
Dalam perjalanan tersebut Soeharto melihat memang rakyat banyak sekali yang menderita terutama di daerah terpencil, maka Soeharto merasa tergugah rasa ibanya dan iapun berkata kepada Tutut, nak gimana kalau kita terbang lebih rendah dan melemparkan banyak uang ada gambar Bapak kepada rakyat sehingga mereka bisa membeli makanan dan kebutuhan mereka yang lain, selain itu mereka akan selalu mengingat kebaikan bapak karena kan mereka melihat gambar bapak yang ada di uang tersebut.
Tutut hanya diam saja mendengar usul dari bapaknya tersebut.
Soeharto melihat hal tersebut berkata lagi kepada anaknya, "Jangan kuatir, Tut, kan uang kita masih banyak utnuk kita sekeluarga, jadi walaupun kita bagikan beberapa ratus juta kita tidak akan kekurangan dan lagipula rakyat akan semakin mendukung Bapak sehingga kita akan memperoleh keuntungan yang lebih banyak dari yang kita keluarkan."
Tutut masih diam bahkan ia mulai mengerutkan kening tanda berpikir.
Soeharto melihat hal tersebut berkata," Kenapa kamu masih ragu Tut."
Tutut mulai berkata dengan pelan, "Tapi pak, kalau saya lihat, kayaknya... "
Soharto berkata,"kayaknya apa nak ?"
Tutut berkata dengan sangat hati-hati,"Kayaknya..., Rakyat akan lebih senang kalau...Bapak yang terjun kebawah ..."
Dalam perjalanan tersebut Soeharto melihat memang rakyat banyak sekali yang menderita terutama di daerah terpencil, maka Soeharto merasa tergugah rasa ibanya dan iapun berkata kepada Tutut, nak gimana kalau kita terbang lebih rendah dan melemparkan banyak uang ada gambar Bapak kepada rakyat sehingga mereka bisa membeli makanan dan kebutuhan mereka yang lain, selain itu mereka akan selalu mengingat kebaikan bapak karena kan mereka melihat gambar bapak yang ada di uang tersebut.
Tutut hanya diam saja mendengar usul dari bapaknya tersebut.
Soeharto melihat hal tersebut berkata lagi kepada anaknya, "Jangan kuatir, Tut, kan uang kita masih banyak utnuk kita sekeluarga, jadi walaupun kita bagikan beberapa ratus juta kita tidak akan kekurangan dan lagipula rakyat akan semakin mendukung Bapak sehingga kita akan memperoleh keuntungan yang lebih banyak dari yang kita keluarkan."
Tutut masih diam bahkan ia mulai mengerutkan kening tanda berpikir.
Soeharto melihat hal tersebut berkata," Kenapa kamu masih ragu Tut."
Tutut mulai berkata dengan pelan, "Tapi pak, kalau saya lihat, kayaknya... "
Soharto berkata,"kayaknya apa nak ?"
Tutut berkata dengan sangat hati-hati,"Kayaknya..., Rakyat akan lebih senang kalau...Bapak yang terjun kebawah ..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar