Minggu, Juni 15, 2008

Perjanjian Untuk Melakukan Hubungan Seks

Di sebuah malam perkawinan, pengantin wanita berkata kepada suami barunya. "Saya ingin memberi penjelasan karena kita akan hidup bersama. Kamu tidak perlu bertanya-tanya lagi untuk selanjutnya," ujar si istri.

Si istri memaparkan, "Sejak saat ini, bila pada suatu malam kamu melihat rambut saya sedang rapi, maka artinya saya sedang tidak menginginkan seks. Bila rambut saya agak kurang rapi, maka kemungkinan saya sedang tidak ingin seks. Namun bila rambut saya sangat berantakan, maka itu berarti saya sedang menginginkan seks."

"Baiklah sayang," jawab suaminya. "Saya juga ingin menjelaskan, bahwa kalau saya pulang di malam hari, biasanya saya habis minum di bar. Kalau saya minum 1 botol, berarti saya tidak ingin seks. Kalau saya minum 2 botol, berarti mungkin saya tidak ingin seks. Sedangkan bila saya minum 3 botol, berarti saya tidak perduli dengan bentuk rambutmu."

Selengkapnya: Perjanjian Untuk Melakukan Hubungan Seks

Perbedaan Kentut di Tiap Negara

Berdasarkan hasil survei sebuah lembaga internasional, telah diketahui bahwa tiap negara ternyata memiliki kecenderungan yang berbeda dalam "hal" kentut. Hasilnya sebagai berikut:


Orang Amerika jika kentut akan berkata, "EXCUSE ME.."

Orang Inggris jika kentut akan berkata, "PARDON ME.."

Orang Singapura jika kentut akan berkata, "I'M SORRY.."

Orang Indonesia jika kentut akan berkata, "NOT ME, NOT ME!!"

Selengkapnya: Perbedaan Kentut di Tiap Negara

Tragedi di Gedung Bioskop

Di Gedung Bioskop seorang cewek berbisik kepada pacarnya: "mas, disebelahku ada yang lagi onan*.

Jawab si cowok : cuek aja.......

Kata si cewek : Gimana bisa cuek !!!!onaninya pakai tanganku..!!

Selengkapnya: Tragedi di Gedung Bioskop

Bayar Hutang Dapat Bonus

KONON (awas, bacanya jangan dibalik!) tersebutlah dua sahabat karib yang satu namanya Otong, satunya lagi Otang. Mereka berdua bekerja di instansi yang sama, ruangan sama, kedudukan sama, punya hobby-pun sama, sampai-sampai kalau ada kesempatan manipulasi & korupsi-pun sama-sama.

KONON (ingat jangan dibalik lagi!) mereka sudah sama-sama married, Otong punya bini jelek, pesek, item, gendut kayak Atun. Sedangkan Otang punya bini wow kereeen, bodynya mbadan pas kayak gitar Espanol, wajah mirip bintang sinetron Tamara Beliwizky, pokoknya asyik punya cing!

Si Otong ini rupanya ngiri sama Otang, pingin juga nyicipi bininya Otang. Otong pikir toh namanya sahabat karib, punya banyak kesamaan selera antara dia dengan Otang. Dalam hal ini terang aja Otang nggak mau disamakan seleranya kalau urusan bini.

Otong mikir gimana caranya ya....?, nggak usah "nggituin" juga nggak apa-apa asal bisa ngeliat barang terlarang yang nempel di bodynya Tamara Beliwizky yang aduhai itu.

Akhirnya dia punya akal! Ia pura-pura pinjam uang ke Otang sebanyak Lima Juta rupiah kontan bo'. Karena nggak tahu ada urusan apa Otong minjem uang, si Otang pun minjemin juga tuh duit ke Otong.

Esok paginya ketika Otang udah pergi ke kantor, diam-diam Otong dateng ke rumah Otang, jelas mau nemuin si Tamara! Tamara heran, koq tumben-tumbennya pagi-pagi main, bukannya berangkat kerja.

Otong mulai berbasa-basi, ngobrol ngalor-ngidul sampai akhirnya pada tujuannya pingin ngelihat segala anunya Tamara. Tentu saja Tamara nggak mau, dikirain ia seorang istri apaan. Saking nggak sabarnya, Otong ngeluarin uang Lima Juta yang ia pinjam dari Otang.

Otong : Saya cuma pingin lihat buah dada kamu, saya nggak akan macam-macam sama kamu...bener suwer! Saya kasih tiga juta nih.

Melihat uang tiga juta kontan, Tamara luluh juga, diplorotinnya baju bagian atasnya. "Cleguk" Otong menelan ludahnya. Ia belum puas masih ingin melihat bagian bawahnya lagi.

Otong : Nih saya kasih lagi satu juta, saya ingin lihat agak ke bawah sampai puser"

Tamara plorotin lagi bajunya sampai pusernya kelihatan, lagi-lagi kerongkongan Otong bunyi "cleguk".

Ia sodorkan lagi uang satu juta untuk melihat yang agak bawah (aaaaahhh tegang!).

Kerongkongan Otong berirama "cleguk-cleguk, glek-glek" ludah seember ditelannya.

Dalam hati Otong "akhirnya uang lima juta impas gua kembaliin ke Otang plus bonus ngeliat Tamara bugil".

Otong puas, tak peduli ia berangkat kekantornya udah telat. Ditemuinya si Otang, dia bilang kalau dia terlambat masuk kantor karena mampir dulu ke rumahnya ngembaliin uang lima juta yang ia pinjam kemarin. Otang nggak habis pikir, sepulang dari kantor ia temui istrinya.

Otang : "Tadi pagi Otong kesini ya?"

Tamara : "Iya mas, dia orangnya baik sekali ya mas, dia tadi ngasih hadiah ke aku uang sebanyak lima juta"

Otang : "Palalu bau menyan.... wong itu uang saya koq"

Tamara : "Hah........?????????????"

Selengkapnya: Bayar Hutang Dapat Bonus

Tipe Wanita Yang Dicari Oleh Pria

Ternyata tipe wanita yang diidam-idamkan oleh setiap pria, adalah tipe BITCH


Beautiful
Intelligent
Talented
Capable
Hot

;)

Selengkapnya: Tipe Wanita Yang Dicari Oleh Pria

Membeli Calon Suami

Sebuah toko unik yang menjual calon suami baru saja dibuka di kota New York, tempat dimana wanita dapat memilih dan membeli suami yang paling tepat untuknya. Diantara instruksi2 yang ada di pintu masuk terdapat instruksi yang menunjukkan bagaimana aturan main untuk masuk toko tersebut.

"ANDA HANYA DAPAT MENGUNJUNGI TOKO INI SATU KALI SAJA!"

Toko tersebut terdiri dari 6 lantai, dimana semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula harga lelaki tersebut. Anda dapat memilih lelaki di lantai tertentu atau lebih memilih ke lantai berikutnya tetapi anda tidak bisa turun ke lantai sebelumnya. Lalu, seorang wanita pergi ke Toko Suami tersebut untuk mencari suami yang tepat untuknya. Setelah ia membayar karcis masuk ke toko tersebut dengan harga yang cukup mahal, ia mulai memasuki lantai pertama.

Di lantai 1 terdapat tulisan:
Lantai 1: Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan dan taat pada Tuhan.

Karena ingin suami yang lebih baik, kemudian ia memilih untuk naik lagi ke lantai berikutnya. Di lantai 2 terdapat tulisan:
Lantai 2: Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan dan senang anak kecil.

Karena ingin suami yang lebih baik, kemudian ia memilih untuk naik lagi ke lantai berikutnya. Di lantai 3 terdapat tulisan:
Lantai 3: Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil dan cakep.

Wow.. pikir wanita tersebut, tapi dia masih penasaran dan ingin untuk terus naik.

Lalu sampailah wanita itu di lantai 4 dan terdapat tulisan:
Lantai 4: Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil, cakep banget dan suka membantu pekerjaan rumah.

Ya ampun..! Si wanita berseru, "Aku hampir tak percaya..!".

Si wanita penasaran dan tetap melanjutkan ke lantai 5 dan terdapat tulisan seperti ini:
Lantai 5: Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil, cakep banget, suka membantu pekerjaan rumah dan memiliki sifat romantis.

Dia tergoda untuk berhenti di lantai 5, tapi kemudian dia melangkah kembali ke lantai 6 dan di lantai itu terdapat tulisan:
Lantai 6: Anda adalah pengunjung yang ke 4363012. Tidak ada lelaki di lantai ini, lantai ini hanyalah semata-mata bukti untuk wanita yang tidak pernah puas seperti anda! Terima kasih telah datang di Toko Suami. Hati-hati ketika keluar toko dan semoga hari ini adalah hari yang indah buat anda!

Selengkapnya: Membeli Calon Suami

Lirik Lagu Sepasang Mata Bola

Sebelumnya saya mohon maaf kepada pencipta lagu "Sepasang Mata Bola". Ini hanya sekedar humor ajaaa...

SEPASANG MATA BOLA (Versi Dewasa)

Hampir malam di ranjang...
Ketika, engkau buka kutang...
Remang-remang merangsang...
Terkejut saat kau telanjang...
Dua mata memandang...
Seolah-olah engkau menantang...
Tiduri aku sekarang...
Daripada diduluin orang...

Selengkapnya: Lirik Lagu Sepasang Mata Bola

Friends Link

Here's the list of my friends link

Selengkapnya: Friends Link

Senin, Juni 09, 2008

Menonton Sirkus

Seorang penjinak singa yang gagah perkasa muncul dengan seekor singa yang besar. Pengunjung menyaksikannya dengan berdebar-debar. Ia bisa memerintahkan singa itu melakukan segala sesuatu. Yang ajaib ialah bahwa ia berani memukul kepala si hewan dengan martil kecil, sebagai isyarat perintah. Dan si singa tidak marah, sudah jinak barangkali. Benar-benar patuh: berdiri, menari, atau bahkan juga mencium pantat si penjinak.

Di adegan terakhir si penjinak sirkus tambah nekad. Ia memukul kepala singa dengan martil lagi dan si singa itu membuka rahangnya lebar-lebar. Puncaknya adalah ketika si penjinak singa membuka celananya lantas kemaluannya dimasukkan ke mulut binatang itu.

Penjinak memukul kepalanya sekali lagi. Apa yang terjadi? Si raja hutan lantas membuka moncongnya kembali, tapi lihatlah, hai, penonton: zakar si penjinak itu masih tetap utuh, sehat, dan segar.

Penontonpun bertepuk sorak, gembira tidak henti-hentinya, sampai Kris Biantoro, MC pertunjukan sirkus itu, muncul ke panggung dan berkata: "Bukan main! Hebat sekali! Saya tantang, para hadirin, siapa di antara para hadirin yang berani melakukan adegan terakhir itu sekarang juga? Siapa yang berani, kami beri tiket pesawat gratis dari Jakarta ke Las Vegas pulang-pergi.

Penonton senyap beberapa menit. Tiba-tiba terdengar suara dari hadirin. Yang muncul Otong. Ia naik pentas dan berkata lantang: "Saya berani melakukannya! Tapi dengan syarat!".

Kris Biantoro kaget: "Benar nih? Apa syaratnya?"

Otong: "Syaratnya: kepala saya ndak usah dipukul martil setiap kali, dan singanya disingkirkan dulu."

Selengkapnya: Menonton Sirkus

Nasib Pegawai Kantor Pos

Di Jakarta seorang pegawai baru kantor pos dipecat karena kelewat semangat mencap prangko.


Sudah lima tangkai stempel sampai patah, logam cap sampai cacat dibuatnya, karena tiap kali melihat prangko bergambar orang pakai peci ia langsung menghajarnya dengan stempel, sekuat tenaga, berkali-kali, sembari berteriak, "Rasain lu!"

Selengkapnya: Nasib Pegawai Kantor Pos

Jenderal Makan Di Restoran

Tersebutlah tiga orang bersaudara. Seorang buruh tani, seorang konglomerat, dan seorang jenderal masih bersaudara. Sang konglomerat mengajak mereka ke restoran "steak" yang terkenal di Jakarta.

Tapi mereka datang agak terlambat. Begitu masuk, si pelayan utama restoran itu dengan sopan menemui mereka dan mengatakan, bahwa restoran tak bisa melayani lagi.

"Maaf, kami kekurangan daging impor," kata sang pelayan.

Buruh tani bertanya, "Daging impor itu apa, sih?"

Si konglomerat bertanya, "Kekurangan itu apa?"

Sedangkan si jenderal bertanya, "Maaf itu apa?"

Selengkapnya: Jenderal Makan Di Restoran

Petani Tolak Penghargaan Soeharto

Dalam kesempatan kunjungan dinas, Soeharto dijadwalkan menuju Pekanbaru, Riau untuk mengadakan temu wicara. Seperti biasa, ia dan rombongan menggunakan pesawat udara kepresidenan. Tapi malang tak dapat ditolak, pesawat tersebut mengalami kerusakan mesin dan terjatuh di suatu kawasan hutan di Sumatera Selatan.


Tapi keajaiban terjadi. Semua penumpang dan awak pesawat tewas, kecuali Soeharto yang hanya luka-luka cukup berat. Keberuntungan agaknya memang selalu lekat dengan kehidupan Soeharto, seperti ketika dahulu ia diselamatkan Jenderal Gatot Soebroto dan Jenderal Ahmad Yani dari kemungkinan di Mahmilubkan oleh Ketua PARAN Jenderal Nasution karena ketahuan menyelundupkan gula dan candu dengan bekerja sama dengan Liem Sioe Liong dan Bob Hasan untuk membangun bisnis sepeda semasa menjabat Pangdam Diponegoro tahun 1960-an.

Seorang petani dan peladang yang saat itu sedang mencari kayu di hutan menemukan Soeharto yang sekarat. Petani yang bernama Dalimin itu lalu segera membawa dan menyelamatkan Soeharto yang sedang merintih kesakitan itu ke pondokannya di pinggir hutan. Petani tersebut tidak mengetahui siapa orang berambut putih agak gemuk yang ditolongnya.

Setiba di pondokan - bersama sang isteri - segera ia dengan segala keterbatasan obat-obatan yang ada mencoba merawat Soeharto. Ia meminta sang isteri untuk merawat korban sementara dirinya akan mencoba ke desa terdekat untuk mencari dokter Puskesmas.

Alkisah tibalah si petani di desa terdekat dan menemui dokter Puskesmas yang ada. Alangkah kagetnya si dokter muda tersebut, karena belum lama melalui RRI, ia mendengar pengumuman resmi Mensesneg Moerdiono tentang jatuhnya dan hilangnya pesawat kepresidenan di kawasan hutan Sumatera Selatan. Berita ditemukannya korban hilangnya pesawat yang kini sedang di rawat di rumah si petani segera menggegerkan seisi desa, dan tidak berapa lama berita itu sudah terdengar hingga ke kecamatan, lalu ke Gubernur yang kemudian meneruskan kabar tersebut via telex ke Jakarta.

Segeralah disiapkan evakuasi besar-besaran dengan melibatkan tenaga paramedis terbaik dan pasukan elit dari ibukota. Singkat cerita, Soeharto berhasil diselamatkan nyawanya. Dan sebagai tanda terimakasih yang tulus, Soeharto pribadi dan keluarga besar menyatakan rasa haru yang mendalam atas sikap kemanusiaan yang ditunjukkan si petani Dalimin dan isterinya, meskipun keluarga petani tersebut tidak mengetahui siapa sesungguhnya yang mereka tolong.

Pemerintahpun, melalui Mensesneg Moerdiono menyatakan rasa hormat dan terimakasih yang besar kepada si petani itu dan secara resmi pemerintah akan memberikan bantuan material, serta mengundang keluarga petani Dalimin ke Jakarta, tepatnya ke Istana Negara untuk suatu jamuan syukuran yang akan mengundang para pembesar pemerintah dan korps diplomatik.

"Pak Dalimin dan isteri menyelamatkan Soeharto. Mereka berjasa untuk Negara dan sebagai rasa terimakasih pemerintah dan rakyat Indonesia, secara resmi pemerintah mengundang keluarga Dalimin untuk menghadiri jamuan makan di Istana Negara. Dan sehari sebelum itu akan ada konferensi pers dengan Pak Dalimin agar saudara-saudara dapat mengetahui kisah sesungguhnya dari kepahlawanan Pak Dalimin," ujar Moerdiono dalam konferensi persnya di Sekretariat Negara di hadapan wartawan dalam dan luar negeri.

Persiapan protokoler pun dilakukan, bahkan keberangkatan keluarga Dalimin ke Jakarta pun di lakukan dengln persiapan khusus, pesawat khusus, dan pengawalan khusus. Maklum ini adalah peristiwa bersejarah untuk kampanye ke masyarakat tentang warganegara yang baik (good citizen). Setiba di Jakarta, keluarga petani Dalimin ditempatkan di salah satu kamar di Istana Negara.

Tibalah hari di mana, Dalimin dan Isteri akan memberikan konferensi pers yang berdasarkan jadwal dilakukan di salah satu ruang di Istana Negara. Segala persiapan untuk konferensi pers telah dilakukan, dan Moerdiono akan bertindak sebagai moderator. Ratusan wartawan tulis - dalam dan luar negeri - telah bersiap, para wartawan foto telah mengambil posisi masing-masing.

Moerdiono pun segera menuju kamar di mana keluarga Dalimin menginap untuk menjemput mereka menuju ruang konferensi pers. Alangkah kagetnya Moerdiono, ketika ia menjumpai kedua suami isteri itu sedang berpelukan menangis.

"Ada apa gerangan? Bukankah seharusnya mereka bangga atas apa yang telah mereka lakukan. Ah, mungkin itu sebagai ungkapan rasa bangga dan haru mereka," begitu tanya Moerdiono dalam hati.

"Pak Dalimin ada apa? Berhentilah menangis. Saya paham bagaimana bangganya bapak dan ibu, tapi untuk sementara hentikanlah menangis, mari kita ke ruang konferensi pers, para wartawan telah menunggu," ujar Moerdiono.

Petani Dalimin tiba-tiba menghentikan tangisnya, ia berbalik ke arah Moerdiono. "Pak Menteri lebih baik batalkan pertemuan dengan wartawan dan pulangkan kami ke Sumatera," ucapnya.

"Lho kenapa Pak Dalimin," jawab Moerdiono tak paham.

"Kalau wajah kami ada di koran-koran dan tivi, maka rakyat jadi kenal siapa kami. Kami akan dibunuh rakyat pak Menteri," kata Dalimin kali ini dengan tangis yang lebih keras seraya memeluk sang isteri tercinta.

Selengkapnya: Petani Tolak Penghargaan Soeharto

Kehilangan Jip

Feisal masuk sendirian ke sebuah bar di Jalan Blora, lalu pesan satu gelas bir. Dia minum itu bir pelan-pelan, tapi sebelum habis dia keluar sebentar. Didapatkannya bahwa jip yang dibawanya tadi tidak ada lagi di tempat parkir. Ia masuk kembali ke bar dan mencabut pistolnya, lalu menembakkannya ke atas sambil berteriak, "SIAPA DI ANTARA BUSYET-BUSYET DI SINI YANG BERANI MENCURI JIP GUA?"

Tidak ada seorang pun dalam bar itu yang berani menjawab. Feisal menaruh pistolnya di meja, lalu teriak lagi, "OKE, DEH GUA PESAN SATU GELAS BIR LAGI, DAN KALAU NANTI GUA HABIS MINUM ITU JIP KAGAK KEMBALI LAGI DI TEMPATNYA, GUA BAKAL LAKUKEN APA YANG GUE PERNAH LAKUKEN DI MANGGA BESAR!"

Ia pesan segelas bir lagi, dia tenggak, lalu dia melangkah ke luar. Eh, itu jip memang betul sudah kembali ke tempatnya. Maka dia pun naik ke mobilnya tapi kemudian teringat bahwa dia belum bayar birnya.

Waktu Feisal mau membayar, si penjaga bar bertanya, "Emangnya apa nyang dulu Ente lakuken di Mangga Besar?"

Feisal: "Maksud lu waktu jip gua nggak kembali?". Si penjaga bar mengangguk.

Feisal: "Ya gua pulang, jalan kaki."

Selengkapnya: Kehilangan Jip

Cara Menurunkan Harga Semen

Pada saat wawancara di TV, Tommy menyombongkan diri bahwa dia bisa menurunkan harga semen secara cepat.

Pewawancara dengan sigap bertanya, "Bagaimana caranya?"

Tommy dengan kalemnya menjawab, "Bentuk saja Badan Penyangga Perdagangan Semen, pasti harga semen akan turun. Seperti saat BPPC dibentuk, harga cengkeh langsung turun drastis."

Selengkapnya: Cara Menurunkan Harga Semen

Logika Matematika Uang

Di salah satu sekolah dasar di Yogyakarta, seorang guru mengajarkan matematika, dengan menggunakan uang rupiah sebagai sarana penyampaiannya.

Bu Guru bertanya, "Perhatikan anak-anak, pada uang rupiah yang bergambar Pak Harto berapakah nilai rupiahnya?"

Murid-murid menjawab, "Lima puluh ribu, Bu Guru!"

Bu Guru bertanya lagi, "Sekarang perhatikan, pada uang rupiah yang bergambar monyet di hutan berapakah nilai rupiahnya?"

Murid-murid menjawab, "Lima ratus, Bu Guru!"

Untuk mentest kekuatan penalaran murid-muridnya, dengan penuh selidik, Bu Guru bertanya, "Jadi apa kesimpulan yang dapat kita tarik dari gambar dan nilai masing-masing uang rupiah tersebut anak-anak?"

Murid-murid secara serempak menjawab, "Lima puluh ribu dibagi lima ratus adalah seratus, Bu Guru. Jadi menurut mata uang kita, Pak Harto sama nilainya dengan seratus monyet di hutan, Bu Guru!"

Selengkapnya: Logika Matematika Uang

Permintaan Terakhir Soeharto Yang Tidak Kesampaian

Malam itu Soeharto yang sudah hampir K.O alias sekarat, memanggil putra dan putrinya tercinta. Tutut, Bambang, Tommy, Mamiek and seorang adiknya duduk di samping tempat tidur ayahnya.

Tutut : Ada apa ayah memanggil kami semua ?

Soeharto : "Ada sesuatu yang harus ayah sampaikan sebelum ajal memanggil ayahmu ini" Katanya sambil terbatuk-batuk.

Tommy : Apa gerangan yang ayahanda ingin katakan?

Soeharto : Aku punya permintaan yang sederhana saja.

Mamiek : apa itu ayah? Katakan saja !

Soeharto : Setelah aku mati nanti, tolong kalian kuburkan aku di Bukit Golgata tempat Yesus mati.

Semua anak Soeharto terkejut ...
Lho ..... itu khan punya orang Kristen, nanti ayah dicap penghujat!

Soeharto marah : Bodoh !!! Apakah kalian tidak pernah membaca Injil bahwa pada hari yang ke tiga Dia (Yesus) bangkit dari antara orang mati dan berkuasa kembali?

Anak-anak Soeharto tertawa dan terbodoh-bodoh mendengar jawaban ayahnya !!!!
Harto....harto!!!



No SARA, cuma karena lucu aja :)

Selengkapnya: Permintaan Terakhir Soeharto Yang Tidak Kesampaian

Kisah Harmoko Sewaktu Muda

Waktu Harmoko muda dan cari pekerjaan ke Jakarta, ia mengikut tes untuk jadi wartawan "Merdeka". Ia dipanggil masuk kedalam, orang yang mengetestnya adalah Rosihan, temannya. Harmoko lega. Jam itu adalah jam tes kemampuan berhitung. Karena ini test psikologi, pertanyaannya agak aneh.

Pertanyaan pertama, "Apa yang terbuat dari karet, berbentuk seperti bakiak, dan dipakai di kaki kiri ketika orang di kamar mandi?,’

Harmoko bingung. Melihat itu Rosihan membisikinya, "Sebuah sandal jepit."

Pertanyaan ke dua, "Apa yang terbuat dari karet, berbentuk seperti bakiak, dan dipakai di kaki kiri serta di kaki kanan ketika orang di kamar mandi?"

Harmoko kembali bingung. Rosihan kembali membisikinya, "Sepasang sandal jepit."

Test kemampuan berhitung hari itu selesai. Besoknya Harmoko disuruh datang lagi. Ia masuk ke ruang ujian, tapi kali ini kecewa, karena yang menunggui test hari ini bukan Rosihan lagi, melainkan seseorang yang ia tidak kenal. Dengan agak dag-dig-dug, Harmoko duduk. Hari ini test pengetahuan umum.

Pertanyaan: Apa yang terletak di Mekah yang menjadi tanda arah bagi ummat Islam waktu bersembahyang?"

Kali ini Harmoko tersenyum. Ia sudah tahu jawabnya, "Tiga buah sandal jepit."

Selengkapnya: Kisah Harmoko Sewaktu Muda

Tuhan pun Menangis

Pemimpin Filipina, Fidel Ramos, menghadap Tuhan, "Tuhan, aku telah memerintah Filipina lima tahun, berapa lama lagi baru rakyatku berbahagia?" "Tiga puluh tahun lagi," kata Tuhan.

Ramos menangis, dan berlalu.

Ganti pemimpin Kamboja yang baru mengkudeta Ranaridth, Hun Sen, menghadap Tuhan dan memohon, "Tuhan, aku baru memerintah Kamboja satu tahun, berapa lama lagi rakyatku baru bisa berbahagia?" "Lima puluh tahun lagi," ujar Tuhan.

Hun Sen menangis, dan berlalu.

Gantian Soeharto menghadap Tuhan, "Tuhan aku telah memerintah negeriku tiga puluh tahun lamanya. Berapa lama lagikah rakyatku bisa berbahagia dan hidup dalam sebuah masyarakat yang adil makmur?"

Tuhan pun menangis, dan berlalu.

Selengkapnya: Tuhan pun Menangis

Sumber Humor

Sumber humor:


http://www.ketawa.com
http://www.humorkita.com
http://www.asmakmalaikat.com/go/humor
Kaskus

Dan beberapa web/blog yang tidak dapat saya tuliskan satu per satu.

Selengkapnya: Sumber Humor

Hukuman Orang Jahat di Neraka

Di neraka ada paya-paya berisi kotoran manusia yang amat luas. Para pembohong, penjahat, pemerkosa dan lainnya dihukum di situ. Kian berat tingkat kejahatan yang pernah dilakukan seseorang selama hidupnya kian dalam ia terbenam dalam paya-paya itu.

Di sebuah kerumunan di paya-paya berkumpulah sejumlah orang ternama. Ada Hitler, Mobutu Sese Seko, Igor Mengele, Idi Amin, Pol Pot, Marcos dan Soeharto. Hampir semuanya terbenam sebatas mulut dalam paya-paya menjijikkan itu. Mereka kepayahan di sengat panas dan bau yang bikin perut mual. Hanya Soeharto yang berdiri di atas pinggangnya, sambil tersenyum-senyum.

Semuanya memandang Soeharto dengan cemburu. Rupanya akhirnya mereka tak tahan juga melihat Soeharto yang nasibnya lebih baik.

"Engkau pemusnah manusia terbesar setelah Hitlerk, kenapa hukumanmu ringan? Aku cuma membunuh setengah juta orang Kamboja dibenamkan hingga mulutku susah bernafas. Engkau yang memusnahkan dua juta rakyatmu sendiri pada 1965 cuma dihukum sepinggang," teriak Pol Pot.

"Iya, korupsimu kan lebih banyak dari yang aku lakukan," tambah Marcos.

"Kamu menindas rakyatmu lebih lama ketimbang yang aku lakukan selagi aku hidup," sahut Mobutu.

Rupanya perselisihan di antara penghuni neraka itu disaksikan oleh penjaga neraka dari kejauhan. "Sudahlah kalian sesama penjahat jangan ribut. Apa kalian tak tahu kalau Soeharto yang kalian cemburui itu sebetulnya berdiri di atas pundak anaknya, Tommy."

Selengkapnya: Hukuman Orang Jahat di Neraka

Tak Bisa Membedakan

Seekor babi hutan dari pedalaman Timika di Irian Jaya lari ketakutan menyeberangi perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Ia merasa diburu-buru tentara Indonesia. Ia baru berhenti ketika ada seekor babi hutan Papua Nugini menyatakan bahwa ia sudah berada dalam wilayah Papua Nugini.

"Mengapa Anda berlari?,’ tanya babi Papua Nugini.

"Terus terang saya khawatir pada tentara Indonesia. Mereka mengebiri semua laki-laki di sana," ujar babi Indonesia.

"Tapi anda ‘kan bukan manusia. Anda ‘kan cuma seekor babi hutan?,’

"Justru itulah. Mereka mengebiri dulu baru bertanya kemudian," ujar babi Indonesia.

Selengkapnya: Tak Bisa Membedakan

Bekerja di Rumah Bordil

Di sebuah sekolah SD di pinggiran sebelah umur kota Dili, Timor Timur, seorang guru dari Jawa menanyai murid-muridnya tentang profesi orang tuanya masmg-masing.

Seorang murid Kelas V bernama Caspar yang mengidolakan Xanana Gusmao sebagai pahlawan mendapat gilirannya. Ia pun menjawab, "Ayah saya jadi petugas rumah bordil."

Tentu saja si Guru terkejut mendengarnya. Siangnya ia segera mengirimkan sebuah surat untuk ayah Caspar. Guru merninta ayah Caspar datang menemuinya.

Esoknya muncul seorang anggota Babinsa lengkap dengan seragam hijaunya dorengnya. Lagi-lagi sang Guru terkejut dan tergagap.

"Saya sekarang benar-benar bingung. Bukankah Bapak yang bertugas di Kodim Dili? Kenapa di kelas anak Bapak mengatakan bahwa Bapak adalah petugas rumah bordil. Dari penjelasan anak Bapak, tadinya saya sendiri mengira Bapak bekerja di Aspal Goreng (lokalisasi di pinggiran Dili -red.)!"

"Ah, maafkan dia. Dia masih kecil. Dia selalu begitu. Dia malu bapaknya jadi tentara Indonesia."

Selengkapnya: Bekerja di Rumah Bordil

Bukan Urusan Kita

Menlu Ali Alatas melawat ke Jerman. PM Helmut Kohl menerimanya. Mereka berbincang ngalor-ngidul sampai pada persoalan upah buruh di negara masing-masing.

"Berapa penghasilan rata-rata buruh Jerman sekarang?" tanya Alatas.

"Antara 150 sampai 300 DM per minggu."

"Berapa besar kebutuhan hidup mereka per minggunya?"

"Itu bukan urusan kita. Jerman adalah negara Eropa yang bebas. Bagaimana dengan Indonesia? Berapa penghasilan buruh per minggunya?’’

"Antara 10 ribu rupiah hingga 42 ribu rupiah per minggu."

"Lantas berapa besar kebutuhan hidup per minggunya?"

"Antara 25 ribu Rupiah hingga 90 ribu rupiah."

"Dari mana mereka nombok sisanya?"

"Ah, itu pun bukan urusan kita. Indonesia adalah negera yang bebas. Lagi pula Soeharto sudah menunjuk Abdul Latif untuk mengurusnya."


Selengkapnya: Bukan Urusan Kita

Pengabdian Ala Abdul Gafur

Abdul Gafur adalah seorang penjilat Soeharto. Setiap menjelang pergantian kabinet dia selalu bikin buku tentang Soeharto, atau apapun yang ada hubungannya dengan Soeharto.

Seorang wartawan dengan penasaran mewawancarai Gafur. "Apakah Bung tak khawatir akan kehabisan cerita soal Soeharto? Buku apalagi yang masih bisa Bung hasilkan?"

Gafur menjawab enteng, "Ada rancangan buku: Soeharto, Kumpulan Obituari."

Si wartawan masih penasaran, "Apa Bung tak khawatir pada pasca-Soeharto, nanti orang macam Bung itu akan dihabisi?"

"Oh, tidak. Saya kan bisa menulis buku berjudul "Potret Gelap Soeharto: Kesaksian Seseorang yang Tertipu Olehnya," jawab Gafur.

Selengkapnya: Pengabdian Ala Abdul Gafur

Soeharto dan Boneka Susan

Beberapa tahun lalu, Ria Enes dan bonekanya Susan, diundang ke acara kenegaraan. Rupanya nama Ria Enes dan suara perutnya betul-betul menarik keingintahuan presiden. Tapi, rupanya itu bikin kapok Soeharto. Soalnya ketika Suzan ditanya, apa cita-citanya, jawabannya: "Ingin jadi Presiden."

Soeharto menggerutu, "Kurang ajar, subversif, sontoloyo. Boneka saja pingin menggantikan aku."

Selengkapnya: Soeharto dan Boneka Susan

Kongsi

Taipan Liem Sioe Liong diwawancarai sebuah stasiun televisi swasta terkemuka tentang kehebatan bisnisnya:

"Pertanyaan pertama, kalau Indofood itu bagaimana ceritanya."

Oom Liem menjawab, "Itu bermula dari jaman perang dulu, waktu tentara-tentara kita kesulitan makanan dan dari sana saya punya gagasan bikin pabrik makanan yang murah meriah."

Si wartawan menegaskan "sahamnya siapa punya."

Oom Liem mengangguk-ngangguk, "Kebetulan saya punya semua."

Si wartawan meneruskan pertanyaan, "Kalau Indo cement?"

"Oh itu juga, sahamnya saya punya semua."

Masih belum puas di wartawan bertanya, "Bagaimana dengan Indomobil?"

"Saya punya semua."

Akhirnya, si wartawan bertanya, "Kalau Indonesia?"

Oom Liem dengan cepat menjawab, "Wah, kalau itu owe kongsi sama Pak Harto."

Selengkapnya: Kongsi

TV dan Menteri

Hanif, seorang mahasiswa dari Surabaya, suatu ketika masuk ke sebuah restoran di Madura. Di ruangan restoran pesawat TV sedang dinyalakan, dan ada sejumlah orang menonton. Pukul 19:00 siaran "Siaran Berita TVRI" muncul.

Di layar TV tampil Harmoko dan Wardiman. Kontan Hanif berteriak, "Wah, kambing congek!"

Mendengar itu, tiba-tiba di antara orang Madura yang menonton, berdiri dan mendatangi Hanif. Mereka menatapnya mata Hanif dan berkata, "Kalo sampeyan omong seperti itu sekali lagi, saya akan pukul sampeyan!"

Si Hanif diam. Siaran berita TV jalan terus. Kini di layar tampak sejumlah anggota DPR Fraksi Karya yang sedang marah-marah karena terima cincin perpisahan yang kadar karat emas kurang. Melihat itu si Hanif tidak tahan, lalu teriak lagi, "Wah, kambing congek!!!"

Orang yang mendatangi tadi sekarang berdiri dan bersiap menampar wajah Si Hanif. Melihat itu, Si Hanif mencoba membela diri dan berkata, "Wah, sorry, saya nggak sadar bahwa ini sampeyan sangat setia pada Golkar..."

Orang-orang Madura yang ada di restoran itu bersama si pemilik restoran serentak berkata, "Bukan itu soalnya, Dik. Soalnya sampeyan ini sangat menghina kambing. Tega-teganya sampeyan menyamakan kambing dengan mereka!!!"


Selengkapnya: TV dan Menteri

Tebak-tebakan politik

Misalkan Soeharto, Feisal, Habibie dan Harmoko sedang duduk bersama-sama di dalam sebuah lubang perlindungan. Lantas sebuah pesawat pembom melintas di atasnya. Sebuah bom jatuh dan tepat meledak di lubang perlindungan itu.

Siapa yang selamat?

Jawab:
Rakyat Indonesia!!!

Selengkapnya: Tebak-tebakan politik

Jangan Bercita-cita Menjadi Presiden

Saat Hari Anak Nasional, Soeharto mengadakan dialog terbuka dengan anak-anak di Taman Mini. Suasana riang gembira karena Soeharto memang sedang bersuka-cita. Ia berupaya menunjukkan kedekatannya pada anak-anak. Berbagai hal didialogkan.

"Kamu pengin jadi apa?," tanya Soeharto pada Wiwik

"Jadi juru rawat," jawab bocah itu.

"Bagus nduk. Itu berguna untuk pembangunan," jawab Soeharto dengan senyum, "Kalau kamu mau jadi apa?"

"Saya ingin jadi presiden, Pak!," jawab Pandur.

"Oh, bagus itu," jawab Soeharto singkat dengan muka merah.

Usai acara, Soeharto langsung memanggil Pangab Faisal Tanjung.

"nJung, kesini kamu!"

"Siap, Pak!" jawab Faisal Tanjung dengan sikap sempurna.

"Begini," ujar Soeharto, "Segera tangkap orang tua si Pandur itu, karena mereka telah mengajarkan pada bocah itu hal-hal yang menjadi kewenangan daripada MPR."


Selengkapnya: Jangan Bercita-cita Menjadi Presiden

Rahasia Kesuksesan Oom Liem

Banyak orang penasaran dan ingin tahu rahasia kesuksesan taipan Liem Soei Liong. Saat datang dari Fukkien, Oom Liem hanya membawa pakaian yang melekat saja. Tapi kini ia berhasil jadi konglomerat terkemuka di kawasan Asia. Selain itu, ia juga dikenal punya hubungan dekat dengan kekuasaan di Indonesia.

Pada sebuah kesempatan, seorang wartawan yang berhasil mendekati Oom Liem mengajukan pertanyaan menyangkut kiat sukses Oom Liem. "Oom, bisa cerita bagaimana Oom mengawali bisnis di Indonesia hingga sukses seperti sekarang?"

"Oh, dulu ketika saya datang belum punya apa-apa. Saya coba bekerja pada orang. Dari upah yang saya terima saya belikan 2 ekor bebek. Saya pelihara, lantas beranak-pinak. Sebagian telurnya saya jual, sebagian saya tetaskan jadi bebek. Bebek saya tambah banyak ... ," tutur Oom Liem.

"Lantas ...?"

"Merasa berhasil dengan bebek, saya coba memelihara babi. Uang hasil memelihara bebek saya belikan 2 pasang babi. Saya pelihara baik-baik dan saya kembang-biakkan hingga jadi banyak ...," ujar Oom Liem.

Begitu cerita Oom Liem. Rupanya dengan ketelatenen yang luar biasa Oom Liem terus beralih dari binatang yang satu ke binatang yang lain, yang nilai ekonomisnya kian tinggi. Namun, rupanya sang wartawan sudah tak sabar dengan cerita evolusi usaha Oom Liem.

"Lantas apa hal itu yang membuat Oom bisa jadi konglomerat? Lantas apa hubungannya dengan kedekatan Oom dengan presiden?" sergah si wartawan.

"Oh, itu. Itu yang mau saya ceritakan. Setelah sukses memelihara bebek, babi, kambing, sapi .... akhirnya saya memutuskan untuk memelihara ‘Babe’ sampai sekarang."

Selengkapnya: Rahasia Kesuksesan Oom Liem

Antrian di Pengadilan Terakhir

Pada akhir jaman, arwah mantan Presiden AS Harry Truman naik ke atas. Ia melihat antrean para arwah di pintu pengadilan terakhir. Karena ia mantan presiden, ia ingin cepat-cepat masuk menerobos antrean panjang itu. Namun salah satu penjaga mengingatkan, "Maaf, presiden yang ikut antri di sini bukan hanya Anda. Di depan juga ada presiden," kata sang penjaga.

Karena masih merasa jadi seorang presiden dari negara terkuat, Truman tetap menerobos ke depan. Namun sesampai di bagian depan ia kaget. Ternyata betul, di depannya De Gaulle, Churchill, Brezhnev malahan Napoleon dan Julius Caesar masih berdiri ikut antre. Truman merasa malu dan kembali antre di belakang. Tiba-tiba sebuah arwah maju terus tanpa menghiraukan antrean panjang itu. Ia langsung ke depan dan langsung nyelonong masuk gerbang pengadilan terakhir. Sebagian besar arwah protes, termasuk Truman. Ia bertanya kepada penjaga, "Hei.... kenapa orang itu nyelonong masuk tanpa antre?" Si penjaga menjawab, "Oh, itu Soeharto dari Indonesia!"


Selengkapnya: Antrian di Pengadilan Terakhir

Korban Suku Kanibal

Saat menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Khusus (Menrakus), Harmoko dapat tugas dari Pak Soeharto untuk melawat ke sejumlah negara di benua Afrika. Perjalanan tersebut untuk menemukan pola demokrasi ala Afrika.

Malang tak dapat ditolak, saat berkunjung ke sebuah daerah suku terasing Afrika rupanya Harmoko terpisah dari rombongan dan stafnya. Ia ditangkap oleh sebuah kelompok suku kanibal.

Di Jakarta, rupanya Soeharto sudah lama menanti kabar dan laporan Menrakus yang biasanya selalu meminta petunjuk darinya itu. Tunggu punya tunggu, datanglah sepucuk surat dari ketua suku kanibal.

Isi suratnya: Dengan hormat. Terima kasih banyak atas kebaikan Anda mengutus seorang menteri kepada kami. Menteri Anda itu sungguh baik, penurut, sabar dan juga lezat. Sayang bagian otak yang selalu jadi kesukaan saya rupanya tidak ada.

Selengkapnya: Korban Suku Kanibal

Dilarang Berbicara

Untuk mensukseskan program "ABRI Masuk Desa" sejumlah pasukan di sebuah desa terpencil di pinggiran Ainaro, Timtim, dikerahkan untuk mendirikan gedung sekolah. Setelah itu mereka diinstruksikan agar mengajak anak anak agar mau pergi bersekolah.

Rupanya Soares, 10, adalah salah satu anak yang dipaksa tentara bersekolah. Di sekolah ia diajari oleh guru tentara tentang sejarah Proklamasi RI, perjuangan kemerdekaan, pahlawan Cut Nyak Dien dan Teuku Umar, era kejayaan Majapahit dan Pemberontakan Komunis pada September 1965.

Setelah 1 minggu ikut pelajaran sekolah tentara, Soares ditanya ibunya. "Nak, apa pengalamanmu selama seminggu di bangku sekolah," tanya ibunya.

"Saya hanya buang-buang waktu saja. Saya tidak bisa membaca, saya tidak bisa menulis, dan saya tidak diperbolehkan bicara ..."

Selengkapnya: Dilarang Berbicara

Tempat Tinggal Pemberontak

Dua orang lelaki di pinggiran Los Palos, Timtim, ditangkap ABRI dengan tuduhan terlibat kegiatan anti integrasi. Mereka dibawa ke Markas SGI di Dili dan menjalani proses pemeriksaan. Meski disiksa, keduanya menolak memberikan keterangan.

"Di mana tempat tinggalmu?," tanya, interogrator.

"Saya tinggal di sembarang tempat," jawab yang satu. "Kadang di ladang, di gunung, di hutan, di pantai, di rumah penduduk ...yaa... dimana saja."

Merasa buntu menghadapi perlawanan ala Timtim, sang interogrator beralih kepada lelaki satunya. "Kalau kau, tinggal dimana?"

"Ah, saya bertetangga dengan dia."

Selengkapnya: Tempat Tinggal Pemberontak

Merasa Aman

Mbak Tutut disertai sejumlah pengawalnya tengah berlibur di sebuah hotel mewah di Amerika. Tampaknya ia ingin menikmati sinar matahari Amerika. Ia berbaring telanjang di atap sebuah hotel mewah dengan penjagaan ekstra ketat.

Tiba-tiba manajer hotel mendatanginya. Sang manajer berdehem dan menyatakan, "Maaf madame, tempat ini bukan untuk bertelanjang bulat."

Mbak Tutut menjawab dengan ketus, "Kenapa tidak? Kan tak seorang pun yang melihat saya."

"Madame memang tak melihat seseorang," ujar sang manajer. "Namun madame, ini adalah tempat terhormat. Sadarkah Madame bahwa Madame kini tengah berbaring di atap tembus pandang dari, ruang makan dan sekarang sedang waktu makan siang."


Selengkapnya: Merasa Aman

Persamaan Pemerintah dan Bikini

Seorang wartawan Amerika yang tengah berjalan-jalan di pinggir pantai Kuta di Bali bertemu dengan seorang intelektual muda yang tampaknya tengah asyik menikmati "pemandangan".

Wartawan Amerika segera mendekati sang intelektual muda dan bertanya, "Menurut Anda, apa perbedaan antara bikini dan pemerintah?"

"Tak ada perbedaannya, yang ada justru persamaannya", jawab sang intelektual muda, "Banyak orang justru merasa heran dengan apa yang menyebabkan mereka tetap menyantol di tempatnya. Dan semua orang sekaligus juga selalu berharap mudah-mudahan mereka segera melorot."

Selengkapnya: Persamaan Pemerintah dan Bikini

Identitas ABRI

Di sebuah salon tradisional di Dili, seorang tukang potong rambut sedang menggunting seorang pemuda berbadan tegap dengan rambut terurai hingga pundak.

"Apakah Bapak berdinas di ketentaraan?" tanya sang tukang cukur.

"Ya," sahut sang pemuda, "Darimana anda tahu?"

"Hmm," ujar sang tukang cukur, "Saya menemukan baret dibalik rambut Bapak."

Selengkapnya: Identitas ABRI

Minggu, Juni 08, 2008

Yang Paling Berharga

Seorang ahli perbankan utusan IMF warga Amerika datang berkunjung ke Jakarta. Habibie yang menerimanya mengajak berkunjung ke sebuah bank milik pemerintah. Dengan bangga Habibie mengajak tamunya berkeliling meninjau keadaan kantor. Utusan IMF itu lantas tercengang-cengang melihat di sejumlah ruangan balok-balok emas bergeletakan begitu saja, tanpa penjagaan.

"Hal seperti ini tak mungkin terjadi di Amerika. Pantas cadangan kekayaan negeri Anda tipis," kata tamu dari Amerika kepada Habibie. "Di Amerika, emas merupakan cadangan negara yang disimpan dan dijaga ketat."

"Ya, itulah bedanya. Sebab Amerika adalah negara kapitalis", sahut Habibie tak mau kalah. "Di negeri Pancasila seperti kami, kapital adalah sumberdaya manusia dan tenaga kerja. Jadi manusialah yang kami jaga ketat!"

Selengkapnya: Yang Paling Berharga

Hak Kebebasan Berbicara

Menlu Ali Alatas di Jakarta dalam sebuah wawancara dengan wartawan asal Portugal menegaskan, "Di sini Anda bisa menemukan kebebasan untuk berbicara seperti yang biasa Anda temukan di negeri Anda. Anda bebas untuk berbicara apa saja!"

Wartawan Portugal lantas bertanya, "Tapi apakah saya bisa menemukan kebebasan setelah berbicara!"

Selengkapnya: Hak Kebebasan Berbicara

Menyerahkan Diri Karena Melawan Pemerintah

Dulu, di Indonesia semua gerakan yang berbau perlawanan terhadap pemerintah pasti dituduh sebagai subversif. Suatu ketika, seorang pria setengah baya mendatangi kantor dinas sosial.

"Apakah di sini markas besar dari gerakan melawan kemiskinan?" tanyanya.

"Ya," sahut petugas jaga.

"Baiklah, saya datang untuk menyerah ..." ucap pria tersebut.

Selengkapnya: Menyerahkan Diri Karena Melawan Pemerintah

Polisi Mengantar kakek Yang Tersesat

Nenek sedang duduk-duduk santai di teras rumah ketika ada mobil polisi berhenti di depan rumahnya. Dan nenek lebih terkejut lagi ketika melihat kakek keluar dari dalam mobil polisi...

Sambil menahan kegalauan hatinya nenek berkata, "Ada apa ini? Apa yang kakek lakukan?"

Pak polisi menjelaskan, "Oh tidak apa-apa Nek, tadi waktu di taman, kakek berkata bahwa dia tersesat dan tidak dapat menemukan jalan untuk kembali ke rumah ini. Dia hanya ingat alamatnya saja."

Nenek kaget lagi, "Lho kok bisa ...la wong setiap hari selama tiga puluh tahun ini kakek selalu ke sana, masak tiba-tiba dia lupa jalan pulang ke rumahnya?"

Lalu dengan spontan kakek menarik tangan nenek agar sedikit menjauh dari polisi itu, "Ssssttt .... Nenek ndak usah banyak tanya lagi. Tadi itu aku malas untuk jalan kaki pulang ke rumah, jadi ya polisinya tak kerjain."

Selengkapnya: Polisi Mengantar kakek Yang Tersesat

Minta Tolong Kepada Anak

Seorang Ibu meminta tolong kepada anaknya untuk pergi ke warung.

Ibu : "Andi, tolongin mama donk, Nak!" Beliin gula di warung.

Andi: "Enggak ah Ma, males!"

Ibu : "Ayo donk Nak, mama butuh banget gulanya nih, buat bikin kue. Ntar mama kasih seratus buat jajan, mau nggak?"

Andi: "Nggak mau ah, Ma. Mama aja yang pergi beli gulanya, ntar Andi kasih lima ratus deh..."

Selengkapnya: Minta Tolong Kepada Anak

Pelajaran Bahasa Inggris

Dalam sebuah pelajaran bahasa Inggris, seorang guru menguji kemampuan bahasa Inggris muridnya.

Guru: "Billy, buatlah kalimat bahasa Inggris yang diawali huruf 'I'"

Billy: "I is ..."

Guru: "Bukan Billy. Kalau 'I' itu ngga pakai 'is', tapi pakai 'am'. I am ... titik ... titik."

Billy: "Baik .... 'I am the ninth letter of the alphabet'."


Selengkapnya: Pelajaran Bahasa Inggris

Bagaimana Cara Guru Memarahi Murid

Seorang guru memeroleh surat dari orang tua murid yang berbunyi:

"Anakku, Jono, adalah seorang anak yang sangat sensitif. Jika Anda ingin menghukum anak saya, pukul saja anak yang duduk di sebelahnya. Itu akan menakutinya."

Selengkapnya: Bagaimana Cara Guru Memarahi Murid

Reporter Muda Meliput Pembunuhan

Seorang reporter muda ditugaskan untuk meliput suatu peristiwa pembunuhan. Oleh perusahaan dia disewakan sebuah mobil lengkap dengan sopirnya. Setelah tiba di tempat kejadian, terlihat kerumunan orang. Sang reporter mewawancarai beberapa orang yang berada di tengah-tengah kerumunan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Selain itu, dia juga mewawancarai beberapa anggota keluarga dan beberapa tetangga, tapi masih merasa belum puas.

Lalu dia melihat seseorang yang bertampang ramah dan sepertinya tidak asing. Si reporter lalu berpikir, "Wah ... kelihatannya Bapak yang satu ini baik dan dia sering tersenyum padaku, pasti dia bersedia memberikan keterangan yang lebih akurat."

Si Reporter mendekati Bapak tersebut dan mulai mengajukan beberapa pertanyaan.

Reporter : "Apakah anda tetangga korban?"
Bapak : "Oh ... bukan."

Reporter : "Wah .. kalau begitu anda keluarganya!"
Bapak : "Bukan juga"

Reporter : "Kalau begitu apa hubungan anda dengan korban atau kejadian ini?"
Bapak : "Tidak ada"

Reporter : "Lalu mengapa anda ada di sini?"
Bapak : "Sebab aku adalah sopir yang membawamu kemari."

Selengkapnya: Reporter Muda Meliput Pembunuhan

Lebih Miskin Dari Pengemis

Pengemis : "Tolong beri saya Rp. 5000 untuk makan Tuan!"
Tuan rumah : "Tidak punya!"


Pengemis : "Beri saya Rp. 2500 untuk bubur, Tuan!"
Tuan rumah : "Tidak punya!"

Pengemis : "Beri saya Rp. 500 untuk segelas teh, Tuan!"
Tuan rumah : "Tidak punya!"

Pengemis : "Wah...ternyata nasib Tuan lebih parah dari nasib saya!"

Selengkapnya: Lebih Miskin Dari Pengemis