Ketika seorang pemuda tersesat di pegunungan daerah Tibet, ia diselamatkan oleh para pendeta Tibet dan diijinkan tinggal dalam kuil mereka. Setelah beberapa lama tinggal disana, ia menyadari bahwa kedamaian tempat ini telah banyak merubahnya.
Merasa sudah akrab dengan lingkungan barunya, si pemuda sering berjalan keluar masuk dalam kuil tanpa ada yang menghalangi.....kecuali satu pintu yang selalu terkunci penuh misteri karena ia tak pernah mengetahui tentang apapun dibalik pintu ini.
Hari-hari pertamanya ia tak menyadari bahwa ada suara yang hangat dari balik pintu itu dan entah kenapa ia sangat sangat tertarik dan nyaman ketika kemudian ia mendengarkan sepenuh hati.
"Suara apakah itu Pendeta?" Katanya kepada salah satu pendeta kepala disitu.
"Maaf sekali anak muda...kami tidak dapat memberitahukannya padamu. Suara ini hanya dapat diketahui apabila kamu menjadi pendeta juga..."
Merasa sudah akrab dengan lingkungan barunya, si pemuda sering berjalan keluar masuk dalam kuil tanpa ada yang menghalangi.....kecuali satu pintu yang selalu terkunci penuh misteri karena ia tak pernah mengetahui tentang apapun dibalik pintu ini.
Hari-hari pertamanya ia tak menyadari bahwa ada suara yang hangat dari balik pintu itu dan entah kenapa ia sangat sangat tertarik dan nyaman ketika kemudian ia mendengarkan sepenuh hati.
"Suara apakah itu Pendeta?" Katanya kepada salah satu pendeta kepala disitu.
"Maaf sekali anak muda...kami tidak dapat memberitahukannya padamu. Suara ini hanya dapat diketahui apabila kamu menjadi pendeta juga..."
Semakin lama semakin ia tenggelam oleh suara dibalik pintu sampai tak tertahankan keingintahuannya hingga suatu ketika ia menanyakan kembali "Bagaimana caranya aku menjadi pendeta disini?"
"Arungilah tujuh samudera dan carilah garam dari masing-masing laut. Hitunglah pula jenis-jenis rerumputan di semua benua......setelah kau menemukan jawabannya, kembalilah kemari. Jika jawabanmu benar niscaya kau akan dijadikan pendeta disini !"
Mendengar persyaratan ini, dia menyanggupi dan berangkat keesokan harinya.
Kurang lebih telah berlalu sepuluh tahun ketika akhirnya ia kembali kehadapan kepala pendeta. Katanya "Aku tidak dapat menghitung dan mencari apa yang menjadi persyaratan Anda, tapi saya jadi menyadari betapa agungnya dunia ini, betapa luasnya alam penuh anugerah dan betapa kecilnya kita sebagai manusia..." Belum selesai ia bercerita, ia disambut dengan hangat dan diangkat segera menjadi pendeta disitu.
Pertanyaan pertamanya sebagai pendeta tentu saja mengenai pintu yang tertutup itu. "Apakah sekarang saya dapat mengetahui isi pintu yang menimbulkan suara yang sangat menarik itu?"
"Tentu saja....silahkan. Ketahuilah rahasia terbesar ini dan hanya sebagai pendeta saja baru boleh mengetahuinya.....Mari akan kami tunjukan."
Dibukalah pintu tersebut dan didalamnya terdapat sebuah pintu gerbang besar terbuat dari perak berkilauan. Suara itu terdengar semakin kuat dan semakin nyaman.
Dibuka kembali pintu perak dan ditemui kembali sebuah pintu yang terbuat dari emas padat tanpa cacat. Mereka masuk lebih dalam dan menemui sebuah pintu putih bertahtakan zamrud dan rubi. Suara itu sangat jelas sekali dan betapa ia merasa begitu nyaman......."Sebentar lagi aku akan mengetahui rahasia suara ini...."
Dan pintu terakhir itupun dibuka.... sontak bersimpuhlah ia dilantai dan mulai menangis bahagia........Suara itu adalah suara.....
Well, tentu saja saya tidak bisa kasih tau suara apakah itu....Khan situ belum jadi pendeta dari tibet toh?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar