Jakarta (ANTARA News) - Jalan Raya Diponegoro, Cibitung yang melewati Pasar Induk Tambun, Cibitung, Senin Pukul 07.30 WIB kemarin (8/1) macet total hingga mencapai 15 kilometer. Kemacetan tersebut merambat hingga 3 kilometer dari pintu tol Cibitung. Para pengguna jalan tol yang ingin keluar melalui pintu tol Cibitung terpaksa harus rela antri karena arus lalu lintas dialihkan ke arah Cikarang melewati pinggir Kalimalang. Beberapa perusahaan yang berada di lokasi kemacetan terpaksa harus menanggung kerugian karena banyak karyawannya yang datang terlambat. Kejadian tersebut di sebabkan adanya pertikaian antara dua kelompok yang telah lama saling bermusuhan. Sejumlah personil Polisi dari Kepolisian Sektor Tambun dan Bekasi dikerahkan untuk mengatasi penyebab kemacetan tersebut. Di jalan-jalan tampak delapan unit mobil Pasukan Anti Huru Hara (PHH) tampak berjaga-jaga dari kemungkinan meluasnya tawuran massal tersebut.
Para pedagang yang berada di lokasi kejadian dimintai keterangan sebagai saksi mengenai penyebab terjadinya kekacauan yang merusakan delapan kios dan puluhan lapak sayuran di lokasi tersebut.
Seorang pedagang sayur Rohim (45) memberikan keterangan kepada pihak kepolisian mengenai penyebab terjadinya tawuran tersebut. Menurutnya tawuran antar dua kelompok ini dipicu oleh kesalah pahaman. Awalnya kelompok Jagung mengolok-olok kesemek. Mereka meledek kesemek yang katanya genit dan pake bedaknya belepotan. Kesemek yang merasa terhina, tidak terima dengan ledekkan tersebut dan kembali mengatai jagung dengan kata kata kasar. Kesemek membalas ejekan jagung dengan mengatakan kepada pengunjung pasar bahwa jagung tidak tahu malu. Katanya lagi, lihat saja jagung bulu-bulunya sampai kelihatan dari luar. Setelah ledekan tersebut jagung naik pitam dan mencoba mengajak rekannya terong untuk menghajar kesemek, tetapi coba dilerai oleh Jambu Monyet yang kebetulan ada di lokasi kejadian. Alih-alih melerai, sebaliknya Jambu Monyet malah ikut dalam tawuran. Ketika dimintai keterangan oleh pihak kepolisian rupanya Jambu Monyet ikut tersinggung oleh komentar Semangka dari kelompok Jagung yang mengatakan kalau dirinya tidak normal karena bijinya cuma satu. Jambu Monyet tak mau kalah dan mengatakan kepada semangka kalau sebaliknya, Semangkalah yang tidak normal karena biji'nya banyak. Ledek-meledek terus berlanjut hingga melibatkan pihak lain yang telah lama menyimpan dendam, seperti Bawang Merah yang ikut berkelahi dengan Bawang Putih. Sawi dan Kangkung juga ikut masing-masing di kelompok yang berbeda. Tawuran tersebut terus meluas hingga melibatkan beberapa buah yang biasanya sopan santun tetapi karena solidaritas ikut dalam tawuran. Ikut diamankan diantaranya Mangga, Pepaya, Toge (yang tidak diakui oleh kelompok kacang hijau karena berkhianat kepada kelompok sayuran), Dukuh dan Menteng juga terlibat dalam insiden tersebut.
Aksi tawuran massal yang melibatkan kedua kelompok tersebut berhasil diredam aparat kepolisian pada sore harinya. Berdasarkan hasil pemantauan dan penjelasan saksi, para pedagang di lokasi kejadian, pihak kepolisian dinilai terlalu lamban mengatasi tawuran tersebut. Kesan yang mereka lihat di lapangan adalah seolah-olah personil polisi membiarkan kejadian tersebut berlangsung. Kapolres Bekasi yang dimintai keterangan menjelaskan bahwa pihaknya memang sengaja membiarkan kejadian tersebut berlangsung dari pagi hingga sore. Menurutnya lagi, bahwa personilnya hanya melokalisir tempat tawuran dan mengamankan beberapa asset negara agar tidak dirusak. Kapolres juga menambahkan bahwa menurutnya jika kondisi pagi hari, tawuran tersebut akan sulit dicegah karena masing-masing kelompok masih segar dan fresh. Sehingga ketika matahari siang yang panas telah membuat mereka lemas dan layu, barulah sore hari para personil polisi itupun bertindak. Strategi tersebut terpaksa dilakukan karena melihat kondisi pasar induk yang padat setelah Idul Adha kemarin.
Hingga malam hari pihak kepolisian berhasil mengamankan 2 karung jagung, 3 bongsang kesemek, 1 mobil truk penuh terong, 4 karung jambu monyet, 2 truk semangka, 20 karung bawang merah, 17 karung bawang putih, 10 kwintal mangga, 1 mobil colt duku dan menteng, 1 truk sawi putih, sawi hijau, kangkung, dan selada. Turut dimintai keterangan Rohim (45) pedagang sayur, Abdul Majid (34) pedagang jagung, Mastur (20) kuli angkut, Minan (31) tukang ojek, 2 pikul Pepaya yang kebetulan lewat beserta pedagangnya. Sementara diantara kios yang dirusak diantaranya adalah kios Bubur Kacang Ijo yang dirusak oleh kelompok Toge. Beberapa Kios Buah dan Kios Kartu Isi Ulang. Sementara puluhan lapak yang rusak akibat tawuran telah dirapikan kembali oleh para pedagang.
Biang keladi dari kejadian ini yaitu kelompok jagung rencana akan dibawa ke Polres Bekasi untuk ditahan sementara. Sampai dengan laporan ini dibaca oleh Saudara (9/1) lokasi di Pasar Induk Tambun masih mencekam. Pihak kepolisian memasang police line di sepanjang lokasi kejadian. Beberapa truk PHH masih tampak berjaga-jaga.
Para pedagang yang berada di lokasi kejadian dimintai keterangan sebagai saksi mengenai penyebab terjadinya kekacauan yang merusakan delapan kios dan puluhan lapak sayuran di lokasi tersebut.
Seorang pedagang sayur Rohim (45) memberikan keterangan kepada pihak kepolisian mengenai penyebab terjadinya tawuran tersebut. Menurutnya tawuran antar dua kelompok ini dipicu oleh kesalah pahaman. Awalnya kelompok Jagung mengolok-olok kesemek. Mereka meledek kesemek yang katanya genit dan pake bedaknya belepotan. Kesemek yang merasa terhina, tidak terima dengan ledekkan tersebut dan kembali mengatai jagung dengan kata kata kasar. Kesemek membalas ejekan jagung dengan mengatakan kepada pengunjung pasar bahwa jagung tidak tahu malu. Katanya lagi, lihat saja jagung bulu-bulunya sampai kelihatan dari luar. Setelah ledekan tersebut jagung naik pitam dan mencoba mengajak rekannya terong untuk menghajar kesemek, tetapi coba dilerai oleh Jambu Monyet yang kebetulan ada di lokasi kejadian. Alih-alih melerai, sebaliknya Jambu Monyet malah ikut dalam tawuran. Ketika dimintai keterangan oleh pihak kepolisian rupanya Jambu Monyet ikut tersinggung oleh komentar Semangka dari kelompok Jagung yang mengatakan kalau dirinya tidak normal karena bijinya cuma satu. Jambu Monyet tak mau kalah dan mengatakan kepada semangka kalau sebaliknya, Semangkalah yang tidak normal karena biji'nya banyak. Ledek-meledek terus berlanjut hingga melibatkan pihak lain yang telah lama menyimpan dendam, seperti Bawang Merah yang ikut berkelahi dengan Bawang Putih. Sawi dan Kangkung juga ikut masing-masing di kelompok yang berbeda. Tawuran tersebut terus meluas hingga melibatkan beberapa buah yang biasanya sopan santun tetapi karena solidaritas ikut dalam tawuran. Ikut diamankan diantaranya Mangga, Pepaya, Toge (yang tidak diakui oleh kelompok kacang hijau karena berkhianat kepada kelompok sayuran), Dukuh dan Menteng juga terlibat dalam insiden tersebut.
Aksi tawuran massal yang melibatkan kedua kelompok tersebut berhasil diredam aparat kepolisian pada sore harinya. Berdasarkan hasil pemantauan dan penjelasan saksi, para pedagang di lokasi kejadian, pihak kepolisian dinilai terlalu lamban mengatasi tawuran tersebut. Kesan yang mereka lihat di lapangan adalah seolah-olah personil polisi membiarkan kejadian tersebut berlangsung. Kapolres Bekasi yang dimintai keterangan menjelaskan bahwa pihaknya memang sengaja membiarkan kejadian tersebut berlangsung dari pagi hingga sore. Menurutnya lagi, bahwa personilnya hanya melokalisir tempat tawuran dan mengamankan beberapa asset negara agar tidak dirusak. Kapolres juga menambahkan bahwa menurutnya jika kondisi pagi hari, tawuran tersebut akan sulit dicegah karena masing-masing kelompok masih segar dan fresh. Sehingga ketika matahari siang yang panas telah membuat mereka lemas dan layu, barulah sore hari para personil polisi itupun bertindak. Strategi tersebut terpaksa dilakukan karena melihat kondisi pasar induk yang padat setelah Idul Adha kemarin.
Hingga malam hari pihak kepolisian berhasil mengamankan 2 karung jagung, 3 bongsang kesemek, 1 mobil truk penuh terong, 4 karung jambu monyet, 2 truk semangka, 20 karung bawang merah, 17 karung bawang putih, 10 kwintal mangga, 1 mobil colt duku dan menteng, 1 truk sawi putih, sawi hijau, kangkung, dan selada. Turut dimintai keterangan Rohim (45) pedagang sayur, Abdul Majid (34) pedagang jagung, Mastur (20) kuli angkut, Minan (31) tukang ojek, 2 pikul Pepaya yang kebetulan lewat beserta pedagangnya. Sementara diantara kios yang dirusak diantaranya adalah kios Bubur Kacang Ijo yang dirusak oleh kelompok Toge. Beberapa Kios Buah dan Kios Kartu Isi Ulang. Sementara puluhan lapak yang rusak akibat tawuran telah dirapikan kembali oleh para pedagang.
Biang keladi dari kejadian ini yaitu kelompok jagung rencana akan dibawa ke Polres Bekasi untuk ditahan sementara. Sampai dengan laporan ini dibaca oleh Saudara (9/1) lokasi di Pasar Induk Tambun masih mencekam. Pihak kepolisian memasang police line di sepanjang lokasi kejadian. Beberapa truk PHH masih tampak berjaga-jaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar