Iwan dan Susi mendatangi pengadilan untuk mengurus perceraian.
"Saya ingin pisah dari barang rongsokan ini," kata Susi emosional.
"Saya tidak bisa hidup dengan monster ini," balas Iwan.
"Berapa anak kalian?" kata hakim.
"Tiga," jawab Iwan.
"Tunggulah setahun lagi," kata sang hakim.
"Tambahlah satu anak lagi, supaya kalian masing-masing mendapat dua anak."
"Tapi dengan potensi saya, bisa-bisa kami nanti malah mendapat anak kembar," kata Iwan.
"Apa? kembar?" Susi mencibir. "Kalau saya hanya mengandalkan dia, belum tentu kami bisa punya tiga anak seperti sekarang."
Iwan: "????"
"Saya ingin pisah dari barang rongsokan ini," kata Susi emosional.
"Saya tidak bisa hidup dengan monster ini," balas Iwan.
"Berapa anak kalian?" kata hakim.
"Tiga," jawab Iwan.
"Tunggulah setahun lagi," kata sang hakim.
"Tambahlah satu anak lagi, supaya kalian masing-masing mendapat dua anak."
"Tapi dengan potensi saya, bisa-bisa kami nanti malah mendapat anak kembar," kata Iwan.
"Apa? kembar?" Susi mencibir. "Kalau saya hanya mengandalkan dia, belum tentu kami bisa punya tiga anak seperti sekarang."
Iwan: "????"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar