Seorang pemuda sedang berjalan di sebuah sudut kota London.
Suatu ketika dia melewati sebuah bangunan besar dengan pagar tembok yang tinggi. Dari dalam pagar itu terdengar sekelompok orang bernyanyi bersama, "Tigabelas, tigabelas, tigabelas, tigabelas," begitu terus dan berulang-ulang.
Timbullah rasa ingin tahu pemuda itu tentang apa yang terjadi di dalam. Kenapa syair lagu itu mengatakan "tigabelas".
Karena penasaran ia berusaha mengintip melalui satu-satunya lubang yang ada di sisi pagar. Baru saja dia mengintip dan terlihat beberapa orang tua sedang duduk-duduk memandang ke arah lubang, tiba-tiba sesuatu mengagetkannya.
Sebuah jari dari dalam lobang itu mencolok matanya.
Lalu syair lagu itu berubah, menjadi:
"Empatbelas, empatbelas, empatbelas, empatbelas !!!"
Suatu ketika dia melewati sebuah bangunan besar dengan pagar tembok yang tinggi. Dari dalam pagar itu terdengar sekelompok orang bernyanyi bersama, "Tigabelas, tigabelas, tigabelas, tigabelas," begitu terus dan berulang-ulang.
Timbullah rasa ingin tahu pemuda itu tentang apa yang terjadi di dalam. Kenapa syair lagu itu mengatakan "tigabelas".
Karena penasaran ia berusaha mengintip melalui satu-satunya lubang yang ada di sisi pagar. Baru saja dia mengintip dan terlihat beberapa orang tua sedang duduk-duduk memandang ke arah lubang, tiba-tiba sesuatu mengagetkannya.
Sebuah jari dari dalam lobang itu mencolok matanya.
Lalu syair lagu itu berubah, menjadi:
"Empatbelas, empatbelas, empatbelas, empatbelas !!!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar