Seorang kapten angkatan darat dipindahtugaskan untuk memimpin pasukan di sebuah gurun.
Tiba di lokasi, si kapten mengadakan inspeksi dan mendapati seekor onta ditambatkan dekat barak prajuritnya.
Dia pun bertanya kepada sersan yang mengepalai barak, "Untuk apa onta itu di sini?"
Sersan kepala menjawab, "Siap, Pak. Kita kan jauh dari mana-mana, sedangkan kita lelaki normal dengan dorongan seksual yang normal pula. Jadi... eee.. kalau lagi pengen... kita kan punya onta."
Tiba di lokasi, si kapten mengadakan inspeksi dan mendapati seekor onta ditambatkan dekat barak prajuritnya.
Dia pun bertanya kepada sersan yang mengepalai barak, "Untuk apa onta itu di sini?"
Sersan kepala menjawab, "Siap, Pak. Kita kan jauh dari mana-mana, sedangkan kita lelaki normal dengan dorongan seksual yang normal pula. Jadi... eee.. kalau lagi pengen... kita kan punya onta."
"Saya kira nggak masalah, bagi saya maupun secara moral," kata kapten tersebut.
Setelah sekian bulan berjalan dalam kesepian, si kapten tak dapat lagi manahan dorongan seksualnya. Dia kemudian berteriak kepada sersan kepala, "Bawa onta itu ke tenda saya."
Sersan mengangkat bahu, kemudian membawa binatang gurun tersebut ke tenda kapten. Beberapa menit kemudian, kapten keluar tenda sambil mengencangkan ikat pinggang celananya, lalu berkata, "Jadi begitu ya, anak buahmu melakukannya."
Sersan kepala menjawab, "Nggak juga sih, Pak. Biasanya mereka menaiki onta itu untuk pergi ke kota terdekat."
Setelah sekian bulan berjalan dalam kesepian, si kapten tak dapat lagi manahan dorongan seksualnya. Dia kemudian berteriak kepada sersan kepala, "Bawa onta itu ke tenda saya."
Sersan mengangkat bahu, kemudian membawa binatang gurun tersebut ke tenda kapten. Beberapa menit kemudian, kapten keluar tenda sambil mengencangkan ikat pinggang celananya, lalu berkata, "Jadi begitu ya, anak buahmu melakukannya."
Sersan kepala menjawab, "Nggak juga sih, Pak. Biasanya mereka menaiki onta itu untuk pergi ke kota terdekat."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar