Kepala Sekolah sebuah SMU menghadapi kesulitan dengan para murid putri yang sudah coba-coba pakai lipstik. Mereka suka memakainya di kamar mandi, lalu membuat "cap bibir" di cermin kamar mandi.
Dia segera berunding dengan para guru yang berjanji untuk menegur para murid putri tersebut. Tapi setelah dua minggu berlalu belum ada perubahan apapun. Bahkan dia sampai mengundang beberapa orang tua murid putri tersebut untuk meminta saran, namun cermin di kamar mandi masih saja belepotan lipstik.
Akhirnya, dia menemukan cara untuk menghentikan hal itu. Suatu hari, dia mengumpulkan semua murid putri yang suka pakai lipstik dan menggiring mereka ke kamar mandi. Dia menjelaskan tentang betapa sulitnya menghapus lipstik dari cermin-cermin tersebut.
Dia segera berunding dengan para guru yang berjanji untuk menegur para murid putri tersebut. Tapi setelah dua minggu berlalu belum ada perubahan apapun. Bahkan dia sampai mengundang beberapa orang tua murid putri tersebut untuk meminta saran, namun cermin di kamar mandi masih saja belepotan lipstik.
Akhirnya, dia menemukan cara untuk menghentikan hal itu. Suatu hari, dia mengumpulkan semua murid putri yang suka pakai lipstik dan menggiring mereka ke kamar mandi. Dia menjelaskan tentang betapa sulitnya menghapus lipstik dari cermin-cermin tersebut.
Semua murid mengganggukkan kepala tanda setuju sembari melemparkan senyum simpul antara murid yang satu dengan murid yang lain.
Kepala Sekolah lalu memanggil petugas kebersihan untuk memperagakan bagaimana sulitnya membersihkan cermin-cermin tersebut.
Si petugas mengambil kain pel lantai kamar mandi, lalu mencelupkannya dalam toilet dan dengan penuh semangat membersihkan cermin-cermin tersebut.
Mulai saat itu, semua cermin di kamar mandi bebas dari noda lipstik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar