Dua mafia kakak-beradik selama ini sangatlah hebat dalam menjalankan usaha jahatnya sehingga sedikit sekali anggota masyarakat yang mengetahuinya. Untuk menyamarkan usahanya bahkan mereka di kenal sebagai penyumbang amal Gereja terbesar di wilayahnya.
Suatu waktu Pendeta di Gereja tersebut pindah dan di gantikan dengan yang jauh lebih muda. Pendeta ini sangat pintar dan melihat bahwa dominasi kakak-beradik ini di masyarakat dengan segala ulah busuknya.
Beberapa hari kemudian, Sang kakak dari dua bersaudara itu meninggal lantaran tertembak oleh lawan mafianya. Si adik pun bergegas ke Pendeta dan memberikan check dengan nilai yang sangat besar agar Pendeta mau memberikan kata pengantar yang baik di pemakaman kakaknya namun ditolak oleh Pendeta.
Suatu waktu Pendeta di Gereja tersebut pindah dan di gantikan dengan yang jauh lebih muda. Pendeta ini sangat pintar dan melihat bahwa dominasi kakak-beradik ini di masyarakat dengan segala ulah busuknya.
Beberapa hari kemudian, Sang kakak dari dua bersaudara itu meninggal lantaran tertembak oleh lawan mafianya. Si adik pun bergegas ke Pendeta dan memberikan check dengan nilai yang sangat besar agar Pendeta mau memberikan kata pengantar yang baik di pemakaman kakaknya namun ditolak oleh Pendeta.
Tibalah hari pemakaman, Pendeta pun memberikan sambutan.
Pendeta : "Saudara-saudara sebentar lagi kita akan menyaksikan kepergian seorang suami yang jahat, sering melukai perasaan istrinya dan menipu banyak orang. "
Banyak orang yang tercengang termasuk Sang adik.
Sesaat kemudian lanjut Sang Pendeta : "Namun, saudara-saudara juga perlu ingat bahwa Saudara yang meninggal ini layak berbahagia karena ia jauh lebih baik daripada adiknya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar